05 September 2008

WAJAH JAKARTA

Tak melulu panggilan darurat yang datang. Contohnya, suatu siang di 2006. Ketika itu saya sedang berjaga di Pos Polisi Lalu Lintas Pancoran. Perintah dari BELA, kami mesti segera meluncur ke daerah di Jakarta Selatan untuk membawa pasien yang sedang menderita penyakit gula ke rumah sakit. Tapi, orang ini tidak butuh penanganan segera.
Toh, bukan berarti kami menjalani tugas ini dengan santai. Buktinya, saya minta tolong teman yang waktu itu bertugas membawa ambulans motor dan kebetulan sedang ngepos bareng kami di Pancoran. Tujuannya, untuk membantu membuka jalan lantaran jalanan di Jakarta siang itu padat merayap.
Tidak lama kemudian, kami tiba di lokasi. Apa lacur, pemandangan yang memilukan ada di depan mata. Seorang bapak tergolek lemah di kamarnya dengan luka membusuk akibat penyakit gula. Bau pesing juga menyeruak di sana. Tampaknya, keluarga tidak terlalu merawat bapak itu.
Sikap tidak peduli keluarga si bapak juga kelihatan waktu kami berusaha memindahkannya ke tempat tidur dorong. Tidak ada satu pun yang membantu. Soal tidak ada yang membantu kami sih sudah terbiasa. Tapi, yang bikin saya miris, mereka hanya melihat dari kejahuan. Mendekat ke pintu pun tidak.
Tak mau ambil pusing, kami pun segera membawa bapak itu ke dalam ambulans. Sejurus kemudian, kami tancap gas menuju rumah sakit, tetap dengan kawalan motor ambulans. Wuss….. Berharap salah satu wajah Jakarta ini tidak lagi saya jumpai dalam tugas-tugas mendatang.


malam di kunciran

Tidak ada komentar: