01 September 2008

KERINGAT JAGUNG

Hari-hari awal bekerja sebagai kru Ambulans 118 cuma diisi kegiatan ngobrol, makan dan tidur di pos. Soalnya, tak ada satu pun panggilan yang mampir dari BELA. Maklum, belum banyak warga Jakarta yang tahu keberadaan kami, meski sering wara-wiri di jalan-jalan ibukota. Ini buntut minimnya sosialisasi, baik itu dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta sebagai pemilik, dan Yayasan Ambulans Gawat darurat 118 sebagai pengelola.
Sampai kemudian, di suatu siang, telepon genggam saya menyalak dengan nyaring sehingga membuyarkan lamunan. Nomor yang tertera: BELA. Suara di ujung telepon memberi perintah yang isinya, kami harus segera meluncur ke daerah Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Sebab, ada korban yang terjatuh dari atap rumah yang butuh pertolongan cepat. Istilahnya, on call, kalau kami mendapat panggilan gawat darurat semacam ini.
Karuan saja, kami langsung tancap gas ke lokasi. Sirene mobil kami bikin meraung-raung supaya kendaraan yang ada di depan kami minggir untuk sesaat. Untung saja, jalanan ibukota tak terlalu macet sehingga kami sampai di lokasi dengan cepat. Korban yang bekerja sebagai tukang bangunan ketika itu sudah tergolek lemah dengan kondisi kaki patah. Setelah melakukan pertolongan pertama, kami langsung membawanya ke ambulans.
Belum juga mesin mobil dihidupkan, kerabat korban meminta kami mengarahkan ambulans ke dukun patah tulang yang juga masih berada di bilangan Jakarta Selatan, bukan ke rumah sakit. Apesnya, jalan menuju ke sana padat merayap. Sampai-sampai tak ada ruang untuk menyalip kendaraan di depan yang mengular panjang. Sirene yang menjerit keras tidak membantu sama sekali.
Keringat segede biji jagung pun mengucur deras. Rasa panik menyergap. Maklum, ini pengalaman pertama membawa pasien dan langsung yang kondisinya gawat. Untungnya, ada motor patroli polisi lewat. Bapak polisi yang baik itu membantu kami menembus kemacetan siang itu. Mobil-mobil yang tadinya enggan sedikit menyingkir, akhirnya memberi ruang buat kami. Ambulans pun meluncur dengan mulus.

malam di kunciran

Tidak ada komentar: