08 Februari 2009

KALAH LENGKAP

Mendekati ujung Januari lalu, unit yang saya awaki bersama seorang teman mendapat panggilan darurat. Ada pekerja proyek menara jangkung di kawasan Kuningan yang terjatuh.
Untung saja, hari itu, menjelang malam, Jakarta sedang tidak beraktivitas. Sehingga, kami bisa memacu ambulans kami dengan kecepatan maksimal dan tiba di lokasi kejadian dalam hitungan belasan menit saja.
Rupanya, korban yang terjatuh itu mengalami luka cukup serius di bagian punggung. Setelah memasang peralatan khusus patah tulang termasuk penyangga leher ke pria paruh baya yang malang itu, kami langsung tancap gas menuju rumahsakit di daerah Jakarta Pusat.
Sampai di UGD rumahsakit tersebut korban langsung ditangani oleh dokter dan perawat jaga. Tapi, kami tidak bisa langsung cabut dari situ untuk kembali ke pos di kantor Wali Kota Jakarta Selatan. Soalnya, ternyata, UGD rumahsakit itu tidak punya papan penyangga punggung.
Busyet. Rumahsakit sebesar itu tidak punya alat begituan. Kalah lengkap dengan ambulans AGD DKI. Jadilah kami menunggu padahal jam kerja sudah lewat. Satu jam, dua jam, tiga jam kami menunggu. Mendekati jam 10 malam baru kami bisa meninggalkan rumahsakit itu.
Saya bilang ke dokter jaga UGD sambil becanda sebelum pergi, “Dok siapa yang bayar uang lembur kami?”. Sambil tersenyum dia menjawab: “Yang di Atas nanti yang membayar semuanya”. Ah, dokter jago sekali menenangkan hati kami.


malam di kunciran

Tidak ada komentar: