13 September 2009

ADA-ADA SAJA

Selama bertugas di Alarm Centre, begitu kami biasa menyebut layanan call centre AGD DKI, banyak permintaan yang aneh-aneh. Contoh, suatu hari kami mendapat permintaan untuk memindahkan pasien dari rumahsakit di bilangan Jakarta Pusat ke rumahsakit di kawasan Jakarta Utara.
Begitu unit sampai, pasien yang mengaku bermukim lama di Eropa menolak dibawa dengan ambulans kami. Alasannya, tempat tidur dorong milik kami kecil tidak sesuai dengan standar Eropa. Padahal tubuh si pasien ukurannya sama dengan orang Indonesia kebanyakan. Dan, brankar alias tempat tidur dorong ambulans kami masih cukup lebar untuk dia.
Toh, lantaran si pasien bersikukuh tempat tidur dorong tidak sesuai standar Eropa, akhirnya dia batal menggunakan ambulans kami. Saya sendiri tidak habis pikir, orang itu mau pesan ambulans ke mana. Sebab, semua brankar ambulans di Indonesia ukurannya sama. Memang, AGD DKI tidak mengacu standar ambulans Eropa, melainkan Jepang dan Amerika Serikat.
Ada kisah lain lagi yang bikin kami tertawa geli juga. Belum lama ini ada seorang perempuan yang ingin menggunakan layanan jasa kami. Tapi, katanya harga yang kami tawarkan sebesar Rp 200.000 terlalu mahal. Ya sudah, akhirnya kami minta orang itu menelpon jasa ambulans lainnya yang memberikan layanan yang sama dengan kami.
Tidak berapa lama, wanita itu kembali menelepon dan akhirnya jadi memakai jasa kami dengan harga Rp 200.000. Soalnya, ambulans lainnya yang dia telepon mematok tarif Rp 3 juta.
Bukannya sombong, sampai saat ini AGD DKI memang yang paling murah soal harga. Yang lainnya paling murah memberi harga Rp 300.000 untuk dalam kota Jakarta. Itu pun baru ambulans saja belum termasuk jasa paramedis, oksigen, infus, dan lainnya.


malam di kunciran

Tidak ada komentar: