02 Januari 2009

WAJAH RUMAHSAKIT

Ini salah satu kisah yang bikin saya mengelus dada sewaktu bertugas sebagai operator AGD. Desember lalu, suara telepon di seberang meminta satu unit ambulans untuk membawa anggota keluarganya yang sakit ke sebuah rumahsakit di daerah Jakarta Barat. Kami pun segera meluncurkan ambulans ke sana.
Saya pun mengontak rumahsakit tersebut lantaran pihak keluarga menginginkan anggota keluarganya yang sakit itu dirawat di sana. Tujuannya, memberitahu pihak rumahsakit bahwa akan ada pasien yang mengarah ke rumah sakit tersebut yang dibawa ambulans kami.
Apa lacur, jawaban seorang wanita di ujung telepon ini sangat ketus. Sambil setengah berteriak, dia bilang, sudah tidak ada kamar lagi. Perempuan itu meminta kami untuk membawa pasien itu ke rumahsakit lain saja.
Saya dan semua operator di AGD sudah biasa mendapat semprotan semacam itu. Maklum, kami sering membawa pasien Gakin alias keluarga miskin. Makanya, banyak rumahsakit yang menolak dengan alasan kamar sudah penuh.
Mungkin staf rumahsakit tersebut mengira kami membawa pasien Gakin. Tapi, saya tidak bisa memenuhi permintaan rumahsakit itu karena keluarga pasien ingin anggota keluarganya yang sakit dirawat di sana.
Cerita teman yang bertugas membawa pasien tersebut, perawat jaga di Instalasi Gawat Darurat rumahsakit itu langsung pasang muka asem begitu ambulans tiba. Tapi, begitu tahu kalau pihak keluarga ingin agar anggota keluarganya yang sakit itu dirawat di kamar VIP baru mereka pasang muka manis.
Ya, beginilah salah satu wajah rumahsakit di Indonesia. Hanya bersahabat bagi kalangan yang berduit saja.


sore di kunciran

Tidak ada komentar: