08 Juli 2008

Layanan Ambulan Gratis Hanya untuk Keluarga Miskin

KEHADIRAN ambulans penting buat melayani masyarakat yang kena musibah. Sayangnya, belum banyak warga Jakarta yang tahu bahwa Ambulans Gawat Darurat (AGD) Dinas Kesehatan DKI Jakarta memberikan pelayanan cuma-cuma buat korban kecelakaan, bencana, dan warga masyarakat miskin.
Memang tak semua pengguna ambulans bisa mendapat layanan gratis 100%. Sebab, manajemen juga butuh duit buat menggaji karyawannya. Asal tahu saja, pasukan siap siaga DKI yang beranggotakan 272 orang ini terdiri dari 6 pegawai negeri sipil (PNS) dan 266 non PNS. Mereka berperan sebagai tenaga perawat, tenaga administrasi, dan lainnya.
Bagi warga yang benar-benar miskin atau korban kecelakaan dan bencana, korps AGD siap menolong tanpa pungutan biaya. “Terutama bagi orang miskin, korban kecelakaan, atau bencana, biaya operasionalnya mendapatkan subsidi Pemda DKI Jakarta, makanya gratis,” kata Direktur AGD Dinas Kesehatan DKI Jhon Marbun.
Layanan yang masuk kategori gratis itu antara lain diperuntukkan bagi korban banjir. Ambulans 118 siaga mengangkut korban tenggelam ke rumah sakit. Korps gawat darurat juga siaga menolong korban yang terpanggang api akibat kebakaran. Bagi masyarakat miskin, mereka cukup mengeluarkan kartu keterangan tak mampu.
Bagi warga yang mampu, sesuai Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2006, ongkosnya "sewa" ambulans cuma Rp 200.000 sekali jalan. Kalau keluar wilayah DKI, ada tambahan biaya sesuai jarak. Pasien mendapat semua fasilitas yang ada di ambulans, termasuk penanganan pertama oleh paramedis.
Lantaran keuangan AGD 118 seret, Dinas Kesehatan DKI Jakarta berkeinginan menaikkan tarif tadi menjadi Rp 400.000 -Rp 500.000. Hanya saja, usulan ini belum berlaku lantaran masih harus mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI).
Cuma, Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) Marius Widjajarta mengingatkan, agarAGD Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengenakan tarif yang transparan. “ Bisa saja dibikin tarif seperti taksi yang dihitung berdasarkan jarak. Kalau tak jelas, petugas bisa bermain di jalan,” katanya.
Ongkos AGD 118 memang terbilang murah ketimbang memakai jasa ambulans rumah sakit yang tarifnya bisa meroket belipat-lipat. Untuk memakai mobilnya saja, minimal Rp 400.000. Bila ditambah penggunaan oksigen, tambah lagi minimal Rp 200.000. Terus, kalau didamping paramedis, makin gede lagi biayanya.
Agar warga terlayani dengan baik, AGD DKI juga minta agar warga turut mengawasi petugasnya. Makanya, manajemen juga membuka diri menerima kritik. “Masyarakat butuh pelayanan yang baik, kami wajib menerapkan sistem manajemen mutu. Siapa yang berbuat jelek, laporkan saja” kata Jhon.


oleh: Handiman, Hikmah Yanti
KONTAN
1 Juli 2008

Tidak ada komentar: